Terbit di Sudut Timur Selatan Jember

Sumber: Koleksi Pribadi
Lokasi: Anak Sungai Bondoyudo
Jember dikuasai Belanda sejak 1800an saat Kabupaten Jember dalam kekuasaan Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Raja Tawangalun yang kemudian dikenal dengan wilayah Bumi Puger dibawah Kekuasaan Untung Suropati. Akan tetapi Jember mulai dipandang serius oleh pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1900an. Hal ini terjadi karena wilayah Bumi Puger merupakan wilayah subur yang diapit oleh gunung berapi sehingga pemerintah belanda menjalankan sistem kerja rodi, tanam paksa, dan perpajakan di Kabupaten Jember.



Kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda di Kabupaten Jember tidak semudah yang dibayangkan, sama halnya dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara yaitu teradpat pemberontakan-pemberontakan kepada Pemerintah Kolonial yang bersifat kedaerahan (Aryo Galedak merupakan tokoh utama yang pernah melakukan pemberontakan di wilayah Blambangan Barat/Kabupaten Jember Saat ini).

Setelah terjadi pemberontakan di seluruh Nusantara, Van Der Vaart pemangku kebijakan Kolonial Belanda yang memihak pada masyarakat Pribumi menjalankan Politik Etis yang berisi tentang, Edukasi, Imigrasi, dan Irigasi. Dengan adanya Politik etis untuk wilayah Jember sendiri mendapat pengaruh besar dalam pelaksanaannya yang tidak jauh dari kekurangan dan kelebihannya.

Bidang Edukasi pada tahun 1920an pertama didirikan Sekolah Keputrian yang diprakarsai oleh Nyonya Frau. Sekolah ini didirikan di jantung kota pemerintahan Kabupaten Jember yang terinspirasi oleh perjuangan Raden Ajeng Kartini. Sekolah Keputrian ini hanya diperuntukkan para bangasawan pribumi yang pembelajarannya tentang ilmu Memasak (Tata Boga) dan ilmu Menjahit (Tata Busana).

Bidang Imigri mengimbas pada kekurangan tenaga kerja sehingga Pemerintah Kolonial Belanda mengirimkan masyarakat Madura untuk memasuki wilayah kabupaten jember karena dengan bertambahnya luas lahan perkebunan maka dibutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak juga. Dengan adanya pertambahan penduduk dari wilayah Madura maka masyarakat pribumi bergeser dari wilayah utara ke arah selatan Kabupaten Jember dan masyarakat Madura menguasai wilayah utara Kabupaten Jember.

Bidang Irigasi memberikan kenang-kenangan berupa sungai buatan rakyat Nusantara yang di Arsitekki oleh Pemerintah Kolonial Belanda melalui sistem Kerja Paksa/Kerja Rodi. bukti peninggalannya yang terpanjang adalah sungai Bondoyudo dibangung sekitar tahun 1900an dari kabupaten lumajang hingga kec. Umbulsari Kabupaten Jember. Bangunan Irigasi ini beda dengan Sungai Alam, Sungai Buatan ini cenderung lurus hingga dapat memotong lajur sungai alam yang sudah ada. Pembangunan Sungai Bondoyudo ini sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan 2 Pabrik Gula yaitu PG. Semboro dan PG. Jatiroto.

Dari adanya Politik Etislah masyarakat Jember mampu berkembang dan bertahan sampai saat ini, baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatifnya.

Hey Guys Ini-Jember lho....!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Terbit di Sudut Timur Selatan Jember"

Posting Komentar